Jumat, 27 November 2015

Hubungan Antara Penduduk Desa Dan Penduduk Kota Beserta Aspek Positif Dan Negatif

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara. Katasociety berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Pengertian Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
  1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
  2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
  3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
  4. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
  5. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
  6. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
  7. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
  8. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

Ciri-ciri Masyarakat Kota

1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
  1. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
  2. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
  3. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
  4. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
  5. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
  6. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar

Aspek Positif dan Negatif

  1.     Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
2. Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
3. Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
4. Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
5. Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.

Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a)    Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b)    Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c)    Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d)    Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Hubungan Desa-Kota, hubungan Pedesaan-perkotaan

Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.



Masyarakat Pedesaan,  Aspek-Aspek Positif dan Negatif

Pengertian Masyarakat Pedesaan

Masyarakat desa adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang memiliki keadaan yang sangat berbeda dengan masyarakat kota. Karena desa adalah kebalikan dari kota, tingkat solidaritas yang masih sangat tinggi , serta tingkat kegengsian yang sedikit , serta tingkat kekeluargaan yang masih ada, pergaulan, pemikiran, serta pekerjaan yang berbeda dengan kota.
Masyarakat kota terkadang memikirkan kegengsian yang sangat tinggi, karena mereka ingin memiliki sesuatu tanpa melihat apa yang sesuai ia miliki, sedang untuk masalah solidaritas, kota terkadang memikirkan individu mereka saja. Pemikiran yang berbeda dengan desa, pergaulan dikota yang sangat rawan bisa dikatakan sangat bebas, dan banyak ditemukan di banyak daerah.

Masyarakat desa tidak memikirkan kegensian tetapi justru memiliki tingkat rasa kekeluargaan yang tinggi, dalam model pemikiranpun tidak semodern masyarakat kota, karena dibatasi dengan pekerjaan yang menjadi faktor utama dalam mencukupi kebutuhan hidup, karena desa bisa dikatakan hanya berisi dari kegiatan pertanian yang manjadi pekerjaan dan sumber utama untuk memenuhi kelangsungan hidup mereka, dalam hal kenyamanan hidup, desa memiliki nilai yang sangat baik, karena desa memiliki nilai dari sektor daerah, tidak dapat dipungkiri lagi daerah desa sangat nyaman dan tentram, damai, sejahtera, serta daerahnya pun dihiasi oleh pemandangan yang masih indah dan asri.

Aspek-aspek Negatif dan Positif

Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli.
Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.

Perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan

  1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
  2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
  3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
  4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
  5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
  6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
  7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:

  1. pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
  1. masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
ketentuan kasta dan contoh perilaku.
  1. Mobilitas Sosial.

Mobilitas berkaitan dgn perpindahan yg disebabkan oleh pendidikan kota yg heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan.

  1. banyak penduduk yg pindah kamar atau rumah
waktu yg tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan bepergian setiap hari di dalam atau di luar
waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
  1. dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif Pengawasan Sosial.

Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lbh menyangkut masalah pelanggaran

  1. Pola Kepemimpinan

Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadidari individu dibandingkan dengan kota

  1. Standar Kehidupan

Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian

  1. Kesetiakawanan Sosial

Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masingmasing faktor yang berbeda

  1. Nilai dan Sistem Nilai

Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku

  1.    Hubungan desa dan kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan

Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota.

sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.




Sumber :

Jumat, 06 November 2015

PERGAULAN REMAJA MASA KINI

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun.Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Berbicara tentang pergaulan dikalangan remaja terutama pergaulan yang bebas tentu saja kita akan banyak membicarakan sebab akibatnya.
Pada saat ini, menurut saya kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis, Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya yang banyak merupakan orang tua. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Kasus yang muncul akibat pergaulan bebas di kalangan remaja semakin meningkat dimana-mana. Perilaku menyimpang dikalangan remaja atau yang biasa disebut dengan kenakalan remaja bentuknya bermacam-macam seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian, perampokan, penganiayaan, penyalahgunaan narkoba, dan seks bebas pranikah. Bentuk-bentuk kenakalan yang demikian biasa disebut juga dengan pergaulan bebas. Bentuk kenakalan remaja itu sering kita jumpai di kalangan remaja saat ini baik di lingkungan kita maupun jauh dari lingkungan kita.
Perilaku yang penuh dengan kebebasan seringkali mengarah pada kenakalan yang sangat mencemaskan dan Sangat menyedihkan saat perilaku ini mengakibatkan tingginya jumlah penyimpangan dikalangan remaja. Penyimpangan-penyimpangan yang kasusnya makin marak dan menarik untuk dibahas adalah pergaulan bebas atau lebih spesifiknya disebut seks bebas.
Karena Dari tahun ke tahun kasus seks bebas di negeri ini makin banyak saja jumlahnya, dan tak dapat dipungkiri bahwa sebagian pelakunya adalah remaja (pelajar dan mahasiswa) para pelajar pun dimulai dari saat mereka SMP dan SMA, sungguh miris!. Di berbagai media pemberitaan baik media massa ataupun media elektronik, yang namanya kasus seks bebas selalu saja muncul dan menimbulkan kekhawatiran orang tua. Banyak orang tua yang cenderung menutup anak-anaknya dari dunia luar dengan tujuan menjauhkan dari kemungkinan terkena pergaulan bebas, tapi cara ini juga dapat menjadikan anak menjadi individu yang anti sosial. Masalah ini semakin complicated, setiap orang selalu bertanya bagaimana mengurangi maraknya kasus seks bebas di kalangan pelajar maupun siswa? Jawaban dari pertanyaan ini adalah kembali ke pribadi masing-masing. Tetapi masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pergaulan bebas ini, andil orang tua dalam pencegahan sangatlah besar karena mulai dari rumah pencegahan ini dilakukan, orang tua dapat memberikan didikan yang benar dan menanamkan norma agama seta norma kesopanan sejak dini kepada anak-anak mereka. Sehingga saat mereka keluar dari rumah dan berinteraksi dengan berbagai orang yang memiliki sifat dan perilaku beragam dia telah memiliki pondasi yang kuat dari keluarga dan agamanya.
Banyak orang bilang bahwa masa remaja merupakan masa yang rentan, seorang anak dalam menghadapi gejolak biologisnya dan masa remaja itu masa dimana anak-anak selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang membuat mereka penasaran biasa di sebut masa pencarian jatidiri. Apalagi ditunjang dengan era globalisasi dan era informasi yang sedemikian rupa menyebabkan remaja sekarang terpancing untuk coba-coba mempraktekkan apa yang dilihatnya dari internet. Terlebih bila apa yang dilihatnya merupakan informasi tentang indahnya seks bebas yang bisa membawa dampak pada remaja itu sendiri. Lebih parahnya tentang seks bebas, menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa tujuh dari dari sepuluh perempuan telah melakukan hubungan seksual sebelum berumur 20 tahun. Sementara satu dari enam pelajar perempuan aktif bergaul seks bebas. Paling sedikit mereka berganti pasangan dengan empat laki-laki yang berbeda-beda. Kenyataan tersebut menunjukkan betapa ironisnya kondisi remaja kita saat ini.
    Ciri-Ciri Pergaulan Bebas
  1. Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya
  2. Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji
  3. Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
  4. Rasa ingin tahu yang besar
  5. Rasa ingin mencoba dan merasakan
  6. Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi
  7. Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal.
  8. Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya.
  9. Banyak mengalami tekanan mental dan emosi
  10. Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.
Dampak Dari Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba dan mengkonsumsi minuman keras. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS, dan penyakit lainnya. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi, mulai dari kehidupannya di dalam keluarga maupun lingkungan sosial yang mengakibatkan mereka mendapatkan tekanan akibat dari perilaku menyimpang mereka.
Tekanan itu bisa berupa banyaknya teman-teman dia yang tiba-tiba menjauhi, mulai dikucilkan di lingkungan pergaulan sehari-hari. Ini bukan rahasia umum lagi bagaimana lingkungan sosial menghukum anak-anak remaja tersebut. Dampak dari pergaulan bebas ini mencoreng kehidupan remaja yang semestinya masih di penuhi dengan kegiatan bermain dan belajar .





Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Selain daripada solusi dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME masih banyak solusi lainnya, Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Memperbaiki Cara Pandang
Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam kenyataan, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga bila ia mendapatkan kekecewaan dapat menghadapi dengan positif.

2.      Menjaga Keseimbangan Pola Hidup
Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat.

3.      Jujur Pada Diri Sendiri
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing.

4.      Memperbaiki Cara Berkomunikasi
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat

5.      Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan
Yaitu remaja harus memiliki cita-cita ,dan dia harus memiliki keinginan yang kuat untuk mewujudkannya sehingga waktu sehari-harinya digunakan dengan bermaanfaat guna untuk mencapai cita-citanya di masa depan.

6.      Menanamkan Nilai Ketimuran
Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran.


7.      Mengurangi Menonton Televisi
Televisi idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan bisa meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini harapan itu sangat jauh.

8.      Banyak Beraktivitas Secara Positif

9.      Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas
Dikalangan muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak tahu akibat yangditimbulkannya.jadi sosialisasi pergaulan bebas sangat perlu .

10.  Menegakkan Aturan Hukum.


Sumber : http://www.ksrpmiunhas.or.id/2015/04/share-your-mind-31-pergaulan-remaja.html

Selasa, 29 September 2015

Kepadatan Penduduk

ANALISIS KEPADATAN PEDUDUK INDONESIA BERDASARKAN SENSUS PENDUDUK PADA TAHUN 2000



ANALISIS KEPADATAN PEDUDUK INDONESIA BERDASARKAN SENSUS PENDUDUK PADA TAHUN 2000

Sensus penduduk merupakan perhitungan atau pendataan jumlah penduduk Indonesia yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu (10 tahun). Sensus Pendudukpada tahun 2000 merupakan Sensus Penduduk kelima yang pernah dilakukan sejak indonesia merdeka. Tujuan utama dari sensus penduduk adalah menghitung jumlah penduduk serta mengumpulkan informasi dasar kependudukan dan perumahan masyarakat indonesia.

Manfaat dari sensus peduduk ini adalah memperoleh informasi dasar kependudukan dan perumahan yang diperlukan untuk bahan evaluasi pembangunan kependudukan, sosial, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa mendatang. Dibawah ini adalah tabel hasil sensus penduduk tahun 2000 yang berisikan jumlah peduduk dan luas wilayah berdasarkan setiap provinsi di Indonesia
Kategori kepadatan penduduk :
  1.           < 100           : I    : Sangat Kurang
  2.      100 – 250   : II   : Kurang
  3.       250 – 500   : III  : Sedang
  4.       500 – 750   : IV  : Lumayan
  5.       750 – 1000 : V   : Padat
  6.    > 1000         : VI  : Sangat Padat

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2000, jumlah penduduk Indonesia pada tanggal 30 Juni 2000 adalah 206 264 595 orang. Jumlah ini sudah termasuk estimasi penduduk sebanyak 2 317 216 orang dan non response sebanyak 2 283 981 orang. Jumlah ini juga mencakup penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap (tuna wisma, awak kapal, penghuni perahu/rumah apung, masyarakat terpencil dan pengungsi) sebanyak 421 399 orang.

Estimasi penduduk dilakukan pada beberapa wilayah di sebagian propinsi seperti: Nanggroe Aceh Darussalam, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara dan Papua. Di sepuluh kabupaten/kota di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam ada wilayah yang diestimasi penduduknya kecuali Kabupaten Simeulue, Kabupaten Aceh Tenggara dan Kota Sabang. Bahkan seluruh wilayah di Kabupaten Pidie jumlah penduduknya merupakan angka estimasi. Pencacahan di Kabupaten Pidie tidak dapat dilaksanakan sama sekali karena adanya kerusuhan. Keputusan ini terpaksa dilakukan demi keamanan warga juga petugas sensus.

Estimasi penduduk di Propinsi Sulawesi Tengah hanya dilakukan di Kabupaten Poso untuk Kecamatan Poso Pesisir dan Kecamatan Poso Kota. Estimasi penduduk untuk propinsi Maluku hanya dilakukan untuk Kabupaten Maluku Tengah dan Kota Ambon, sementara di Propinsi Maluku Utara, estimasi dilakukan di ketiga kabupaten/kota terutama Kabupaten Maluku Utara. Lima kabupaten/kota di Propinsi Papua juga dilakukan estimasi penduduk, seperti di Kabupaten Merauke, Kabupaten Yapen Waropen, Kabupaten Biak Numfor, Kota Jayapura dan Kota Sorong. Sementara itu, penduduk yang non-respon dapat ditemui di hampir seluruh propinsi di Indonesia kecuali di Propinsi Jambi dan Jawa Timur.

Angka kepadatan penduduk di dapat dari perbandingan antara jumlah penduduk dibandingkan dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk ini menunjukan berapa jumlah kepadatan penduduk yg mendiami dalam wilayah satu kilometer persegi (km2). Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2000 di atas dapat diketahui kepadatan penduduk Indonesia adalah 109 jiwa/kmyaitu artinya setiap 1km2 wilayah Indonesia dihuni atau ditempati oleh 109 orang. Provinsi yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi berdasarkan data diatas dan dapat dimasukkan dalam kategori sangat padat adalah provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan 12.592 jiwa/km2, kemudian disusul dengan provinsi jawa barat dengan kepadatan penduduk 1.033 jiwa/km2.  Provinsi selanjutnya yang masuk kedalam kategori padat antara lain adalah jawa tengah, Yogyakarta, dan banten. Dan provinsi yang masuk dalam kategori lumayan padat adalah provinsi jawa timur, dan bali.

Kepadatan penduduk yang tidak merata di suatu Negara, misalnya di Indonesia ini akan berakibat buruk dalam kemajuan Negara tersebut, mengapa demikian? ini dikarenakan pembangunan dan kualitas daerah yang penduduknya sedikit tidak akan berkembang karena tidak adanya sumber daya manusia yang memadai dan berkualitas berada di daerah tersebut. Sedangkan di daerah yang banyak penduduknya seperti di pulau jawa ini, kualitas daerah tidak terlihat, karena terlalu banyak penduduk yang mendiami dan menggunakan fasilitas daerah tersebut, dan bila fasilitas dan perkembangan daerah ini di perbaiki, otomatis akan menyebabkan ketimpangan atau kesenjangan dengan daerah lain sehingga menyebabkan pembangunan nasional tidak berjalan dengan lancar dan mematikan daerah lain.

Bila dilihat di dalam peta, pulau jawa memiliki kepadatan yang sangat menonjol bila dibandingkan dengan pulau pulau besar lainnya di Indonesia, ini dapat diartikan perlunya dilakukan transmigrasi khususnya penduduk pulau jawa untuk di pindah ke daerah lain di luar pulau jawa, guna menyeimbangkan kualitas daerah dan pembangunan daerah serta meratakan penduduk Indonesia.  Selain berakibat positif bagi daerah yang didatangi, hal ini juga memberikan keuntungan bagi daerah yang padat penduduknya karena penduduknya akan berkurang sehingga fasilitas dan pembangunan di daerah tersebut dapat berkembang dan digunakan dengan optimal.

Jadi kesimpulannya guna mengembangkan dan meningkatkan kemajuan dan perkembangan Indonesia, cara yang pertama dilakukan adalah bagaimana menyeimbangan atau meratakan penduduk Indonesia terlebih dahulu agar perkembangan dan pertumbahan setiap daerah, atau provinsi dapat berjalan dengan baik dan optimal sehingga dapat meningkatkan perkembangan peembangunan dan pertumbuhan Negara Indonesia.



Sumber : Mikhael Jalu Tommy(jalutommy.blogspot.co.id)